Selasa, 07 Februari 2012

Sejarah band "SIMPLE PLAN"

Sejarah

1999: Pembentukan Simple Plan

Pada tahun 1996, band Reset dibentuk oleh Pierre Bouvier, Chuck Comeau, Philippe Jolicoeur, dan Adrian White.[1] Reset melakukan tur di Kanada bersama MxPx, Ten Foot Pole, dan Face to Face, walaupun mereka tidak terlalu berhasil mendapatkan popularitas.[2] Album perdana mereka, No Worries, dirilis pada 1999. Tak lama, Chuck Comeau pergi dari band untuk masuk kuliah.[1] Dua tahun kemudian dia bertemu dengan teman-temannya semasa SMA, Jeff Stinco dan Sébastien Lefebvre, yang pada saat itu sedang berada di band mereka masing-masing, dan mereka berniat untuk bergabung membentuk band sendiri.[1] Sementara itu, Reset merilis Album kedua mereka, No Limits. Suatu hari, Comeau dan Bouvier bertemu kembali di konser Sugar Ray[2] dan Bouvier meninggalkan Reset untuk bergabung dengan Comeau. David Desrosiers lalu menggantikan posisi Bouvier di Reset, tetapi dia jga meninggalkan Reset enam bulan kemudian dan bergabung dengan Bouvier.[1][2] Hal ini membuat Bouvier dapat berkonsentrasi pada posisi vokal, setelah sebelumnya sempat merangkap mengisi posisi vokal sekaligus bass.
Asal nama Simple Plan tidaklah jelas. Ketika ditanya, para personel band sering memberikan jawaban berupa lelucon, termasuk salah satunya adalah karena mereka membentuk band sebagai sebuah "rencana dadakan" untuk menghindari bekerja di restoran cepat saji. Tapi bagaimanapun, kemungkinan paling besar, nama "Simple Plan" diambil dari judul film "A Simple Plan",[3][4] atau lagu karya Piebald berjudul "Just a Simple Plan".

2002: No Pads, No Helmets…Just Balls

Pada Maret 2002, Simple Plan merilis studio album pertama mereka, No Pads, No Helmets...Just Balls yang dilanjutkan denga dirilisnya singel: "I'm Just a Kid", "I'd Do Anything", "Addicted", dan "Perfect". Simple Plan tercatat mengatakan bahwa mereka menginginkan album yang murni pop-punk.[5] Judul album ini mengacu pada sebuah frasa populer dari olahraga rugby, "No pads, no helmets, just balls."
Album ini mula-mula dirilis di Amerika Serikat dengan isi dua belas lagu, dengan lagu terakhir "Perfect". Namun edisi bonus dan edisi luar negeri kemudian muncul dalam berbagai versi dengan tambahan dua lagu pada dua belas lagu asli. Sebagai contoh, di edisi Amerika terdapat lagu bonus "Grow Up", dan "My Christmas List", sementara edisi Inggris terdapat lagu "One By One" dan "American Jesus" (live, lagu oleh Bad Religion), termasuk bonus dua video klip "I'd Do Anything" dan "I'm Just a Kid".
Di album ini juga terdapat vokal dari penyanyi dari dua band pop-punk lain, seperti dalam "I'd Do Anything" terdapat vokal Mark Hoppus dari Blink-182, dan dalam "You Don't Mean Anything" terdapat vokal Joel Madden dari Good Charlotte.
Pada tahun 2002, tahun saat Simple Plan merilis album ini, Simple Plan tampil di lebih dari 300 pertunjukan, menduduki posisi puncak chart "Alternative New Artist", dan tampil pada tur Jepang dimana tiketnya terjual habis.[6] Pada 2003, mereka tampil sebagai salah satu band utama di Vans Warped Tour. Juga sebuah penampilam yang terekam dalam sebuah film komedi kritik, Punk Rock Holocaust, dimana empat dari mereka diceritakan terbunuh. Mereka juga tampil dalam Warped Tour tahun 2004 dan 2005. Juga di 2003, mereka menjadi aksi pembuka untuk tur "Try To Shut Me Up" milik Avril Lavigne.[6] Sebagai tambahan beberapa tur, mereka juga menjadi aksi pembuka untuk Green Day dan Good Charlotte.[6] Album ini terjual 1 juta copy hingga awal 2003 tetapi album ini telah terjual 4 juta copy di seluruh dunia, menjadikan album tersukses mereka secara komersial.

2004: Still Not Getting Any…

Pada Oktober 2004, Simple Plan merilis album kedua mereka yang berjudul Still Not Getting Any..., yang nantinya diikuti oleh singel "Welcome to My Life", "Shut Up!", "Untitled (How Could This Happen to Me?)", dan "Crazy".
Seperti disebutkan sebelumnya, ketika menulis materi album "No Pads, No Helmets…Just Balls", para personel Simple Plan menginginkan album yang murni pop-punk. Tetapi kali ini, dalam proses menulis album "Still Not Getting Any…", mereka mengatakan bahwa mereka tidak ingin membatasi diri mereka pada genre punk, tetapi agaknya membiarkan diri mereka untuk menulis "musik yang baik".[5]
Simple Plan tampil di Massachusetts pada Mei 2005.
Berdasarkan bonus DVD dari "Still Not Getting Any…", selama pembuatan album, para personel Simple Plan sempat memikirkan beberapa nama unutk album ini, seperti "Get Rich or Die Trying" dan "In The Zone". Mereka memilih nama "Still Not Getting Any…" (arti: Masih Tidak Bisa Mendapatkan … satupun) untuk beberapa alasan. Alasan yang paling terkenal dan kira-kira paling mewakili adalah karena mereka berpikir bahwa mereka belum mendapatkan penilaian yang bagus, Pierre Bouvier menambahkan bahwa mereka baru mendapatkan satu penilaian yang baik, yaitu dari Alternative Press. Alasan yang lain adalah bahwa saat itu mereka masih belum mendapatkan respek yang baik. Ada banyak lagi alasan yang diutarakan oleh mereka, karena kata apapun benar-benar dapat diletakkan di bagian elipsis pada judul tersebut. Chuck Comeau menambahkan bahwa nama album tersebut "serba guna".
Sementara itu , dari segi musik "Still Not Getting Any…" menunjukkan perubahan yang dramatis dari gaya bermain Simple Plan. Mereka masih dapat menjaga gaya mereka untuk tetap menggunakan lirik downbeat yang dipadu dengan musik upbeat, tetapi mereka berhasil untuk keluar dari standar genre pop-punk. Walaupun banyak lagu dari album ini yang masih membawakan perasaan labil seorang remaja seperti lagu "I'm Just a Kid" dari album mereka sebelumnya, secara umum album ini cenderung ke tema lirik yang lebih dalam dan lebih dewasa, termasuk juga suara musik yang terdengar sedikit lebih keluar dari gaya pop-punk murni. Beberapa penilaian profesional menekankan pada penyertaan elemen rock "klasik" dan "tendensi", mengatakan bahwa album ini "tidak menekankan pop-punk yang sangat aktif dalam tujuan membentuk rock modern yang dibentuk dengan rapi dan tidak basa-basi".[7]

2008: Simple Plan

Setelah sekitar satu setengah tahun dalam tur "Still Not Getting Any…", mereka mengakhiri tur tersebut pada Februari 2006, untuk kemudian mengambil waktu istirahat singkat sebelum memulai pekerjaan pada album ketiga mereka. Pierre Bouvier melalui situs blog MySpace resminya mengatakan bahwa ia sedang menuju Miami pada 21 Maret 2007 untuk bekerja dengan seorang produser yang saat itu belum diketahui siapa, yang kemudian diketahui adalah Dave Fortman. Simple Plan mulai memasuki studio untuk tahap pra-produksi di Los Angeles pada 29 Juni. Pada 15 Juli mereka kembali ke Montreal untuk merekam lagu mereka di Studio Piccolo, studio yang sama tempat mereka merekam "Still Not Getting Any…." Ketika mereka selesai merekam seluruh lagu, mereka kembai ke Miami untuk tahap mixing dan mastering. Beberapa sentuhan akhir pada album dilakukan di New York dan album mereka resmi selesai pada 21 Oktober 2007, walaupun kemudian mereka kembali ke studio untuk merekam ulangabeberapa lirik dalam lagu "Generation".
Simple Plan tampil dengan empat personel di Dubai pada 5 Desember 2008 karena ketidakhadiran David Desrosiers
"When I'm Gone", singel pertama dari album Simple Plan dirilis pada 29 Oktober 2007. Album Simple Plan diproduseri oleh Dave Fortman, yang terkenal atas kerjanya dengan Avril Lavigne dan Kelly Clarkson. Pada 17 Februari 2008, Simple Plan mendapatkan posisi chart tertinggi mereka di Inggris, setelah dua album sebelumnya gagal memasuki chart disana. Pada 29 November 2007, Simple Plan mengumumkan akan menunda tanggal rilis album dari sebelumnya 29 Januari 2008 menjadi tanggal 12 Februari 2008. Mereka juga merilis album dengan label "Japan version", dengan tambahan 2 lagu, yang dirilis seminggu lebih awal, yaitu pada 6 Februari 2008. Album ini adalah album yang paling gagal menuai sukses jika dibandingkan dengan seluruh album mereka.[8]
Setelah menyelesaikan tur promosional internasional mereka, Simple Plan tampil pada beberapa acara liburan pada Desember 2007. Pada 1 Juli 2008, mereka membuat konser gratis di Quebec City, Plains of Abraham, menarik 150.000 penonton ke acara Canada Day.[9] Setelah kemabali dari Asia tengah dan timur pada akhir Juli, mereka kembali pada tur ke seluruh Kanada[10] bersama dengan Faber Drive dan Cute is What We Aim For.[11] Metro Station dan The All-American Rejects sebenarnya dijadwalkan untuk ambil bagian dalam tur tersebut, namun dibatalkan karena suatu hal. Mereka kembali pada tur penuh Eropa kedua mereka pada 28 Oktober hingga 29 November, dengan Estonia dan Polandia untuk pertama kalinya. Simple Plan juga tampil di Tel Aviv dan Dubai pada awal Desember, dimana pada konser ini mereka tampil dengan empat personel mengikuti absennya bassist David Desrosiers karena masalah keluarga dan digantikan sementara oleh Sébastien Lefebvre untuk mengisi posisi bass.

2011: Get Your Heart On!

Simple Plan merilis album keempat mereka yang berjudul Get Your Heart On! pada 21 Juni 2011. Album ini diproduseri oleh Brian Howes.[12][13] Album mereka kali ini adalah kali kedua mereka berkolaborasi dengan artis lain sejak album No Pads, No Helmets...Just Balls bersama Mark Hoppus (Blink-182) dan Joel Madden (Good Charlotte). Pada album ini, mereka berkolaborasi dengan Rivers Cuomo (Weezer), Natasha Bedingfield, K'naan dan Alex Gaskarth (All Time Low).[14] Pada 20 April mereka mengumumkan bahwa "Jet Lag" akan menjadi singel pertama dari album ini. Lagu tersebut dirilis dalam versi Inggris dan Perancis dimana Simple Plan berkolaborasi dengan Natasha Bedingfield dan Marie-Mai pada masing-masing lagu.[15] Untuk mempromosilan lagu tersebut, sebuah layanan bernama "JetLag Airlines" dibuat di situs web mereka, berisi berita, lirik, daftar lagu, dan video terkait album keempat mereka. "Jet Lag" diputar perdana pada 25 April, sementara video musiknya dirilis pada 4 Mei bersama Natasha Bedingfield dan 16 Mei bersama Marie-Mai.

Personil

Minggu, 29 Januari 2012

J - ROCKS

Sejarah J-Rocks

Sejenak Tentang Sejarah J-Rocks

Iman adalah leader dari band ini jauh sebelum ada J-Rocks, dia pernah gabung bareng Funky Kopral (sekarang Funkop) di tahun 2001 sebagai gitaris additional tetap, dan saat di Funky Kopral Iman ketemu ama Sony yang kala itu ikutan audisi gitaris yang diadakan Funky Kopral dan ajak punya ajak Sony diajakin Iman buat bikin band aliran Jepangan, sebelumnya Iman telah bareng ma Wima yang emang mereka dah ngeband sedari SMA, dan gayung bersambut Sony pun mau gabung dengan bonus temennya Anton sebagai penggebuk drum set, karena nyari tukang nyanyi gak dapet-dapet maka ya udah lah Iman saja yang tukang nyanyi, maka jadilah sebuah band bernama J-Rockstar pada sekitaran tahun 2003.
Aksi J-Rockstar pun berlanjut dengan iseng-iseng ikotan kontes musik Nescafe, dan malah jadi juwaranya, Good Job Dude!!! gak cuman itu saja Aquarius Musikindo tertarik sama mereka dan mengontrak mereka tuk bikin album akhirnya band ini kemudian dikenal dengan nama J-Rocks saja, dan album pertama mereka “Topeng Sahabat” cukup sukses di pasaran dengan hit seperti “Lepaskan Diriku”, “Ceria”, dan “Berharap kau Kembali”. Aliran seperti mereka belum ada kala itu, berarti dengan kemunculan mereka lebih memperkaya khasanah musik Indonesia, wah jadi trendsetter neh.

Tentang album kedua J-Rocks “Spirit”
Album kedua mereka baru saja lansir bertajuk “Spirit”, makin menegaskan bahwa bandini gak cuman numpang lewat saja, simak saja lagu “Kau Curi Lagi”, lagu ini dimainkan duet bareng Prisa, seorang cewek pendatang baru yang sebentar lagi punya album sendiri, kemudian “Cobalah Kau Mengerti” yang cukup catchy dan easy Listening banget ngepop lagi, atau “Juwita Hati” nah kalau ini lebih ngagetin karena berirama Jazz Blues, tapi yang paling bikin ngeh” adalah lagu “Tersesal”, dalam lagu ini olahan vokalnya berat banget, naik turun dengan suara Falsetto panjang dengan vibrasi di ujung nada, khas lagu Jepang dan Iman sepertinya berhasil membawakannya dengan sangat bagus, dan yang paling unik musiknya beraransemen Rock Opera, dan kebayang kan rumitnya, sederet lagu tadi mengartikan bahwa band ini memang memiliki kemampuan yang lebar, baik dalam beraliran, skill musikalitas maupun komersialitas, well bagi kalian yang belon punya albumnya langsung saja beli gak bakal rugi deh, tapi ingat jangan yang bajakan!!!





Tentang musik Jepang

Iman adalah seorang pecandu Jepang yang parah, jauh sebelum J-Rocks lahir, atau sejak SMP dia sudah punya konsep ngeband aliran Jepang, dan gak cuman itu saja lagu-lagu di album 1 dan 2 J-Rocks ternyata ada yang sudah diciptakannya di bangku SMP, maksa banget neh bocah?
Menurut Iman musik Jepang tidak seperti apa yang orang pandang selama ini dia melihat musik Jepang adalah sesuatu yang sangat luas dimana banyak genre musik tercampur aduk di Jepang sono, dan hanya terpisahkan oleh soal bahasa saja selebihnya musik Jepang adalah sesuatu yang universal bukan yang itu-itu saja (macem Laruku, X-Japan, Ayumi ), makanya di album J-Rocks nuansanya gado-gado gak cuman sempit satu macem musik saja, bener juga lo Man.

Tentang musik J-Rocks kedepan
Pada album Spirit, lagu-lagunya lebih soft daripada yang pertama disamping mungkin market lebih mudah menerima yang beginian, Iman ngaku kalo itu semua karena “lagi pengen” saja dan mungkin buat album ke 3 kelak J-Rocks bisa saja kembali ngerock abis atau bahkan ganti musik ajeb-ajeb geleng-geleng,tapi yang pasti apapun itu kesemuanya harus berasal dari semangat bermusik yang jujur.